Teori Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Gambaran Umum
Uji
validitas dan reliabilitas kuisioner diperlukan untuk memastikan bahwa
kuisioner yang digunakan dalam penelitian mampu mengukur variabel
penelitian dengan baik. Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan mengungkapkan data dari variable yang
diteliti secara tepat. Singarimbun dan Effendi (1997) menyatakan bahwa
validitas menunjukan sejauh mana alat ukur itu mampu mengukur apa yang
ingin diukur. Menurut Nunnaly dalam Ghosali (2002), pengujian statistik crobach’alpha, instrumen dikatakan reliabel untuk mengukur variabel bila memiliki nilai alpha lebih besar dari 0,60. Melihat nilai alpha cronbach dan
masing-masing variabel, menurut .Ronny Kountur (2003) tingkat
reliabilitas pada umumnya dapat diterima pada nilai sebesar 0,60. Test
yang reliabilitasnya di bawah 0,60 dianggap tidak reliable.
1. Uji Validitas
Untuk
menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini angket memenuhi
persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan korelasi Pearson. Cara
analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara
masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor
pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r
masih harus diuji signifikansinya bisa menggunakan uji t atau
membandingkannya dengan r tabel. Bila t hitung > dari t tabel atau r
hitung > dari r tabel, maka nomor pertanyaan tersebut valid. Bila
menggunakan program komputer, asalkan r yang diperoleh diikuti harga p
< 0,05 berarti nomor pertanyaan itu valid.
2. Uji Reliabilitas
Perlu
diketahui bahwa yang diuji kehandalannya hanyalah nomor penyataan yang
sahih saja. Metode yang biasa digunakan untuk uji kehandalan adalah
teknik ukur ulang dan teknik sekali ulur. Teknik sekali ukur terdiri
atas teknik genap gasal, belah tengah, belah Acak, Kuder Richardson,
teknik Hoyd, dan Alpha
Cronbach.
A. Teknik Ukur Ulang
Teknik
ukur ulang artinya pengukuran dilakukan sebanyak dua kali. Hasil
pengukuran pertama dikorelasikan dengan hasil pengukuran kedua. Korelasi
yang digunakan adalah korelasi Pearson, bila
korelasi
yang diperoleh antara hasil pengukuran pertama dan kedua signifikan
berarti instrumen tersebut handal. Teknik ukur ulang jarang digunakan
karena pertimbangan ingatan. Artinya responden sering menjawab seperti
jawaban sebelumnya. Alasan lain pengukuran pertama sering digunakan
latihan untuk pengukuran kedua. Selain itu metode ini membutuhkan biaya,
tenaga, waktu yang lebih besar, dan hasilnya kurang handal dibanding
dengan metode sekali ukur.
B. Teknik Genap Gasal
Pada
teknik genap gasal nomor pertanyaan dikelompokkan menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok genap dan kelompok gasal. Selanjutnya kelompok genap
dikorelasikan dengan kelompok gasal dengan menggunakan korelasi Pearson.
Selanjutnya r yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus korelasi genap
gasal (r gg). r gg = 2(r) / (1+r); r gg = korelasi genap gasal; r =
korelasi Pearson
Uji signifikansi r gg menggunakan uji t atau r tabel.
C. Teknik Belah Tengah
Teknik
belah tengah, caranya nomor pertanyaan dikelompokkan menjadi kelompok I
dan II. Jumlah kelompok I diberi simbol X dan kelompok II diberi simbol
Y. Jika nomor pertanyaan ganjil, nomor
pertanyaaan
yang di tengah bisa dimasukkan ke dalam kelompok I atau kelompok II.
Selanjutnya kelompok I dikorelasikan dengan kelompok II dengan
menggunakan korelasi Pearson (r). Koefisien korelasi yang diperoleh ini
selanjutnya dimasukkan ke dalam korelasi genap tengah r gg. Uji
signifikansi r gg sama dengan pada teknik genap gasal.
D. Teknik Belah Acak
Perhitungan
dan cara menyimpulkan hasil teknik belah acak sama dengan genap gasal
dan belah tengah, bedanya pengelompokan nomor pertanyaan yang sahih
dilakukan secara random.
E. Teknik Hoyd
Teknik
Hoyd tidak menuntut persyaratan seperti Teknik Kuder Richardson. Teknik
Hoyd perhitungannya dengan menggunakan sidik ragam.
F. Teknik Alpha Cronbach
Teknik Alpha Cronbach penggunaanya bebas seperti halnya pada teknik Hoyd. Teknik perhitungan Alpha
Cronbach hampir sama dengan teknik Hoyd yaitu menggunakan sidik ragam.
Analisis Konfirmatori
Metode
terbaru yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas
insrumen pengumpul data adalah analisis konfirmatori. Cara analisisnya
dengan menghitung faktor loading yang serupa korelasi antara indikator dengan variabel laten.
- M. Nazir, Ph.D., 1983. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia.
- Sudjana, Prof., DR., M.A., M.Sc., 1996.Metoda Statistika. Penerbit Tarsito Bandung, tahun 1996.
- Soekidjo, N., Dr., 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penelitian Rineka Cipta.
Contoh kasus:
Dalam
suatu penelitian, seorang peneliti akan meneliti pengaruh adanya
insentif terhadap kinerja karyawan. Peneliti tersebut menggunakan
kuesioner untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Soal yang disajikan
dalam kuesioner tersebut sejumlah 30 butir soal. Sebelum peneliti
tersebut terjun ke lapangan untuk memperoleh data dari responden
tentunya peneliti tersebut harus melakukan pengujian terhadap alat
pengumpul data (kuesioner) tersebut, apakah kuesioner tersebut sudah
benar-benar siap untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau belum,
dengan kata lain peneliti tersebut harus menguji validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut. Seandainya kuesioner diujikan terhadap 10 orang responden didapat data seperti di bawah ini :
Dari
data hasil pengujian kuesioner yang dihasilkan seperti diatas, Uji-lah
validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut sehingga diperoleh butir
soal mana saja yang sekiranya valid dan reliabel untuk dijadikan alat
pengumpul data dalam penelitian yang sebenarnya.
sumber :
http://lesprivate-statistik.com/index.php/berita/154-uji-validitas-dan-reliabilitas-kuisioner-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar