Laman

Rabu, 17 Agustus 2016

Teori Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner


Gambaran Umum
Uji validitas dan reliabilitas kuisioner diperlukan untuk memastikan bahwa kuisioner yang digunakan dalam penelitian mampu mengukur variabel penelitian dengan baik. Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Singarimbun dan Effendi (1997) menyatakan bahwa validitas menunjukan sejauh mana alat ukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Menurut Nunnaly dalam Ghosali (2002), pengujian statistik crobach’alpha, instrumen dikatakan reliabel untuk mengukur variabel bila memiliki nilai alpha lebih besar dari 0,60. Melihat nilai alpha cronbach dan masing-masing variabel, menurut .Ronny Kountur (2003) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima pada nilai sebesar 0,60. Test yang reliabilitasnya di bawah 0,60 dianggap tidak reliable.


1. Uji Validitas

Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini angket memenuhi persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan korelasi Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya bisa menggunakan uji t atau membandingkannya dengan r tabel. Bila t hitung > dari t tabel atau r hitung > dari r tabel, maka nomor pertanyaan tersebut valid. Bila menggunakan program komputer, asalkan r yang diperoleh diikuti harga p < 0,05 berarti nomor pertanyaan itu valid.     


2. Uji Reliabilitas

Perlu diketahui bahwa yang diuji kehandalannya hanyalah nomor penyataan yang sahih saja. Metode yang biasa digunakan untuk uji kehandalan adalah teknik ukur ulang dan teknik sekali ulur. Teknik sekali ukur terdiri atas teknik genap gasal, belah tengah, belah Acak, Kuder Richardson, teknik Hoyd, dan Alpha
 Cronbach.


A. Teknik Ukur Ulang

Teknik ukur ulang artinya pengukuran dilakukan sebanyak dua kali. Hasil pengukuran pertama dikorelasikan dengan hasil pengukuran kedua. Korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson, bila
korelasi yang diperoleh antara hasil pengukuran pertama dan kedua signifikan berarti instrumen tersebut handal. Teknik ukur ulang jarang digunakan karena pertimbangan ingatan. Artinya responden sering menjawab seperti jawaban sebelumnya. Alasan lain pengukuran pertama sering digunakan latihan untuk pengukuran kedua. Selain itu metode ini membutuhkan biaya, tenaga, waktu yang lebih besar, dan hasilnya kurang handal dibanding dengan metode sekali ukur.


B. Teknik Genap Gasal

Pada teknik genap gasal nomor pertanyaan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok genap dan kelompok gasal. Selanjutnya kelompok genap dikorelasikan dengan kelompok gasal dengan menggunakan korelasi Pearson. Selanjutnya r yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus korelasi genap gasal (r gg). r gg = 2(r) / (1+r); r gg = korelasi genap gasal; r = korelasi Pearson
Uji signifikansi r gg menggunakan uji t atau r tabel.


C. Teknik Belah Tengah

Teknik belah tengah, caranya nomor pertanyaan dikelompokkan menjadi kelompok I dan II. Jumlah kelompok I diberi simbol X dan kelompok II diberi simbol Y. Jika nomor pertanyaan ganjil, nomor
pertanyaaan yang di tengah bisa dimasukkan ke dalam kelompok I atau kelompok II. Selanjutnya kelompok I dikorelasikan dengan kelompok II dengan menggunakan korelasi Pearson (r). Koefisien korelasi yang diperoleh ini selanjutnya dimasukkan ke dalam korelasi genap tengah r gg. Uji signifikansi r gg sama dengan pada teknik genap gasal.


D. Teknik Belah Acak

Perhitungan dan cara menyimpulkan hasil teknik belah acak sama dengan genap gasal dan belah tengah, bedanya pengelompokan nomor pertanyaan yang sahih dilakukan secara random.


E. Teknik Hoyd

Teknik Hoyd tidak menuntut persyaratan seperti Teknik Kuder Richardson. Teknik Hoyd perhitungannya dengan menggunakan sidik ragam.


F. Teknik Alpha Cronbach

Teknik Alpha Cronbach penggunaanya bebas seperti halnya pada teknik Hoyd. Teknik perhitungan Alpha
Cronbach hampir sama dengan teknik Hoyd yaitu menggunakan sidik ragam.


Analisis Konfirmatori 

Metode terbaru yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas insrumen pengumpul data adalah analisis konfirmatori. Cara analisisnya dengan menghitung faktor loading yang serupa korelasi antara indikator dengan variabel laten.

  • M. Nazir, Ph.D., 1983. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia.
  • Sudjana, Prof., DR., M.A., M.Sc., 1996.Metoda Statistika. Penerbit Tarsito Bandung, tahun 1996.
  • Soekidjo, N., Dr., 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penelitian Rineka Cipta.

Contoh kasus:

Dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan meneliti pengaruh adanya insentif terhadap kinerja karyawan. Peneliti tersebut menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Soal yang disajikan dalam kuesioner tersebut sejumlah 30 butir soal. Sebelum peneliti tersebut terjun ke lapangan untuk memperoleh data dari responden tentunya peneliti tersebut harus melakukan pengujian terhadap alat pengumpul data (kuesioner) tersebut, apakah kuesioner tersebut sudah benar-benar siap untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau belum, dengan kata lain peneliti tersebut harus menguji validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut. Seandainya kuesioner diujikan terhadap 10 orang responden didapat data seperti di bawah ini :

 

Dari data hasil pengujian kuesioner yang dihasilkan seperti diatas, Uji-lah validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut sehingga diperoleh butir soal mana saja yang sekiranya valid dan reliabel untuk dijadikan alat pengumpul data dalam penelitian yang sebenarnya.


sumber :

http://lesprivate-statistik.com/index.php/berita/154-uji-validitas-dan-reliabilitas-kuisioner-2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar