Sering kita dibingungkan dengan istilah-istilah dalam management modern sekarang, seperti Problem Identification & Corrective Action (PICA), 7 Alat bantu (Seven Tools), 8 langkah (8 Steps), Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC), Define-Measure-Analyze-Design-Verify (DMADV), Diangram pohon untuk pengambilan keputusan (Decission Tree), dan lainnya. Setelah tahu seringkali juga bingung, apa bedanya dan dipakai untuk apa?
Dalam sesi Business Process Improvement yang saya bawakan di Astra, seringkali timbul pertanyaan apa bedanya antara 8 Steps dengan DMAIC, kenapa harus memakai DMAIC padahal saya terbiasa memakai 8 steps? Yang sebelahnya nyeletuk, kalau saya pakai Seven Tools saja. Ada lagi yang menambahkan, saya pakai PICA saja. Menurut bapak, yang mana terbaik?
- Seven Tools
Dikenal sebagai 7 tools, yang biasanya dipakai dalam Problem Solving Decission Making (PSDM). 7 Tool itu antara lain:
- Pareto diagram
- Fish bone Diagram
- Check Sheet
- Scatter Diagram
- Time Run Chart
- Histogram
- Control Chart (UCL-HCL)

Tidak semua tools dalam 7 tools tersebut
harus dipakai sekaligus. Pakailah tools yang memang benar2 cocok sesuai
situasi-kondisinya. 7 Tools pada dasarnya tidak bisa berdiri sendiri
untuk melakukan improvement. Itu hanya alat bantu untuk melakukan
pencatatan/record, sehingga lebih mudah dikontrol. Jadi 7 tools bukan
tools untuk melakukan improvemnt secara lengkap, namun bagian dari tools
untuk improvement.
- Eight Steps
Eight Steps, atau 8 langkah adalah
langkah-langkah yang harus dilewati dalam rangkan melakukan improvement.
Kenapa harus mengikuti langkah-langkahnya dengan urut? Karena dalam
proses improvement, harus bisa diukur, jelas urutan dan data-datanya,
sehingga terbangun struktur improvement yang jelas dan terukur.
Langkah-langkah dalam 8 steps antara lain *):
- Menentukan Tema Improvement & Analisa Situasi
- Menentukan Target
- Mengidentifikasi akar-akar penyebab, dan akar penyebab utama.
- Merencanakan rencana perbaikan
- Implementasi dari perbaikan
- Evaluasi Hasil perbaikan
- Standarisasi
- Menemukan project improvement berikutnya.
Di langkah 2, 3, 4, 5 dan 6, biasanya
dipakai salah satu atau beberapa dari 7 tools di atas. Jadi, 8 langkah
ini adalah langkah standar dalam melakukan improvement yang terstruktur.
8 Steps ini populer di istilah TQM (Total Quality Management), yang
merupakan sistem manajemen kualitas, dimana semua level karyawan
terlibat untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan, untuk
kepuasan pelanggan.
Secara umum, eight steps sudah
menekankan kepada perbaikan di proses, dan improvement yang terstruktur.
Walaupun TQM sangat menekankan kepada kebutuhan / kepuasan customer,
namun dalam aplikasinya, proses imrovement tidak banyak dimulai dari
kebutuhan konsumen (Voice of Customer), namun lebih sering dimulai dari
permasalahan internal (Internal Bisnis / Proses) .
- Plan-Do-Check-Action (PDCA)
PDCA ini adalah tools yang paling
sederhana, jika kita ingin melakukan improvement. Sering kita lihat
digambarkan seperti roda / siklus PDCA. Sehingga dikenal istilahnya
Deming Cycle. Prinsipnya adalah, bagaimana masalah-masalah yang terjadi
bisa diperbaiki secara terus menerus, sehingga terjadi peningkatan
kualitas dari produk/jasa. Fase Plan, adalah
mengidentifikasi+menganalisis masalah. Fase Plan, kita bisa memakai
tools Drill down, Cause & Effect diagram, sehingga problemnya bisa
diketahui dengan jelas/detail. Di Fase Do, kita memilih alternatif
perbaikan, serta menentukan yang terbaik berdasarkan priotitasnya. Fase
Check, adalah melakukan kontrol terhadap perbaikan yang anda pilih,
apakah cukup efektif/tdk. Jika tidak efektif, maka lakukan Fase Do
kembali. Terakhir Fase Action adalah, melakukan implementasi perbaikan
yang telah dilakukan dalam fase PDC di atas, serta melakukan
standarisasi.
Secara umum, tools PDCA efektif dipakai
untuk problem-problem yang sudah terjadi, problemnya jelas, lingkupnya
sederhana, dan tidak banyak berpengaruh terhadap bisnis proses yang
lebih jauh.
- DMAIC
Define-Measure-Analyze-Improvement-Control,
adalah tools improvement yang dipakai dalam manajemen six sigma. Dalam
Fase Define, dimulai dari Voice of Customer, Voice of Business, dan
Voice of process, dimana semua keinginan-keinginan ini (customer,
business, process) akan dianalisa, sehingga didapatkan beberapa CTQ
(Critical to Quality). CTQ tersebut akan dikombinasikan dengan
proses-proses utama (Level 1 sampai 2), dan juga dikombinasikan dengan
Visi-Misi perusahaan sampai kepada KPI-KPI yang penting/strategis,
sehingga keluarlah tema-tema improvement. Dari sini terlihat bahwa
tema-tema tersebut sudah mempertimbangkan apa-apa saja keinginan
konsumen, proses-proses yang mempengaruhinya, dengan tetap
mempertimbangkan capability proses internal. Oleh karena itu,
problem-problem yang perusahaan tidak tahu / belum tahu, sering bisa
diketahui lewat DMAIC. Hal ini sering tidak bisa ditangkap di 8 langkah,
apalagi PDCA.
Seperti fislosofinya 6 sigma yang sangat
menekankan perbaikan di proses, maka DMAIC (yang merupakan tools 6
sigma) sangat menekankan di proses improvement. Oleh karena itu,
seringkali business process improvement memakai tools ini.
- DMADV
Ini juga merupakan tools improvement
dari 6 Sigma, namun sedikit perbedaannya di fase 4 dan 5. DMAIC, lebih
menekankan kepada proses improvement. Jadi prosesnya sudah ada terlebih
dahulu. Bagaimana jika produk/jasanya sendiri belum ada (misalnya
pembuatan bangunan yang sama sekali baru). Maka dipakailah DMADV. Fase
1-3 sama, sedangkan Fase ke 4 yaitu D, adalah melakukan design. Proses
verifikasi (control) mengacu kepada standar-standar yang sudah ada
(bangunan sejenis).
- PICA
Jika sesuatu terjadi, dan kita tidak
ingin mengulangi hal yang sama, biasanya kita minta buatkan PICA. PICA
adalah tools sederhana (biasanya 1 sheet), yang menceritakan problem
sederhana yang terjadi dengan detail, bisa memakai gambar/flow
sederhana, sehingga permasalahannya bisa dimengerti. Selanjutnya
dibuatkan perbaikannya. Pembuat PICA biasanya 2 atau lebih bagian,
pembuat PI adalah tempat ditemukannya masalah tersebut, sedangkan
pembuat CI adalah yang melakukan perbaikannya (atau yang paling banyak
membuat masalah itu terjadi). Jadi, dalam 1 pica, biasanya ada 2
kelompok yang menyetujui, satu pihak sebagai pembuat PI, dan satu lagi
pembuat CA. PICA sudah bisa close, saat problem tersebut sudah tidak
muncul lagi.
- Decission Tree
Saya punya uang 1M. Apakah dengan 1M
saya belikan rumah, tanah, ruko, deposito, atau lainnya? Jika dibelikan
tanah maka kemungkinan naiknya per tahun sekian persen, kalau ruko
sekian, dan seterusnya. Yang mana paling menguntungkan? Yang mana paling
kecil resikonya?
Apapun tools yang dipakai,
ujung-ujungnya adalah apa keputusannya? Pengambilan keputusan ada 2
cara. Cara yang umum adalah dengan melakukan langkah-langkah seperti di
atas (1-6). Namun adakalanya, seluruh data belumlah cukup sedangkan
keputusan harus segera diambil. Decission tree adalah urutan logika dari
alternatif-alternatif yang ada, beserta resiko (untung-rugi).
Masing-masing alternatif tersebut memiliki konsekuensi terhadap cost dan
probability tingkat keberhasilan. Probability keberhasilan/kegagalan
diperkirakan oleh yang menganalisa (subyektif), begitu pula keuntungan
dan kerugiannya diperkirakan. Dari semua alternatif, dihitung mana yang
memiliki probability terbesar untuk berhasil, mana alternatif dengan
untung terbanyak, mana alternatif dengan loss terkecil, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang berpengaruh, juga bisa diukur sensitivitasnya,
sehingga faktor2 apa saja yang besar pengaruhnyas terhadap
benefit/loss/success.

Untuk decissin tree tidak bisa digunakan
dalam DMAIC, 8 steps, dan tools lain yang memang menekankan kepada data
faktual, bukannya perkiraan / asumsi.
*) Eight step standard Astra.
Sumber :
https://www.career-grooming.com/post/17/1/Apa-itu-Seven-Tools,-Eight-Steps,-PDCA,-DMAIC,-DMADV,-PICA,-Decission-Tree,-bagaimana-memakainya?.html