Laman

Selasa, 17 Juli 2018

Gambar Latihan



Gambar-gambar Latihan dari buku Modul Praktikum Menggambar Mesin Menggunakan AutoCAD® 2010.
Klik gambar bersangkutan untuk melihat ukuran yang lebih besar.

BAB 2

Latihan membuat title block, jenis garis standar ISO, proyeksi isometri, dan proyeksi dimetri.
 

Latihan 2_1_Frame A4 ISO
 






Latihan 2_2_Frame A3 ISO
 

Latihan 2_3_Title Block A4 ISO
 



Latihan 2_4_Title Block A4 ISO Final

 



Latihan 2_5_Jenis garis standar ISO
 


Latihan 2_6a_Proyeksi isometri 1
 



Latihan 2_6b_Proyeksi isometri 2
 



Latihan 2_7a_Proyeksi dimetri 1
 


Latihan 2_7b_Proyeksi dimetri 2



BAB 3
Latihan membuat proyeksi orthogonal.
 
https://sites.google.com/site/studiogbmesin/praktikum-autocad/gambarlatihan/studiogbmesinatgmaildotcom_Latihan%203_1_Proyeksi%20orthogonal%201_120dpi.jpg?attredirects=0

Latihan 3_1_Proyeksi orthogonal 1

 

Latihan 3_2_Proyeksi orthogonal 2
 


BAB 4
Latihan membuat ukuran dan potongan.
 
https://cedb572a-a-62cb3a1a-s-sites.googlegroups.com/site/studiogbmesin/praktikum-autocad/gambarlatihan/studiogbmesinatgmaildotcom_Latihan%204_1_Dimensi%201_rev1_120dpi.jpg?attachauth=ANoY7crCxkyBd-Y8pS9k3TFJnB83bqg1ZFVjy_Su3B0Eg1WkHFo9k_P7WC_aIa4mV1qTR3fP34avtdij330CuyAerbv6x8n7R1Fp0FXJ9Vn3j6CQqjG7gx56hSdKizkFR6U8-LAWk9XpCLiEBqy7btaUWE5jogsnAg5w_eHPzDp5DkKc_9SK3LbJD_A8PIWbhPl3cGHX7UxpX9n5j1LrwWw0ND6ofQs6LOKKQJxFBmV-vWs_Pn9kgKjTww4CxUHadkKiJNutSXEq7cRRoje3lCPVDENiD7HPr8JQ6CTuKjE1vd6ogL07lfcmlq6rF2lC6ZB4WsZIBhHHR4ef_TBCP-fbwm9C3Za00w%3D%3D&attredirects=0

Latihan 4_1_Dimensi 1

 

Latihan 4_2_Dimensi 2
 

Latihan 4_3_Dimensi & Potongan 1


BAB 5
Latihan membuat layer dan mengaplikasikan layer pada objek.
 

Latihan 5_1_Layer 1

 

Latihan 5_2_Layer 2
 

Daftar lengkap nama layer yang digunakan di gambar Latihan 5_2_Layer 2
dan Evaluasi_Proyeksi Orthogonal
bisa dilihat di file ini
(silakan klik untuk mengunduh)


Nama Layer di Latihan_Evaluasi.pdf



Evaluasi
Soal evaluasi. Gambar dilengkapi dengan title block, layer lengkap, dan ukuran berdasarkan standar ISO.
 

Evaluasi_Proyeksi Orthogonal

 


 






Č
Ċ
Studio Gambar Mesin,
Apr 28, 2016, 5:40 PM
ą
Sugeng Riyanto,
Apr 15, 2016, 12:07 AM
ą
Sugeng Riyanto,
Apr 20, 2016, 7:26 PM
ą
Sugeng Riyanto,
Apr 20, 2016, 7:26 PM
ą
Sugeng Riyanto,
Apr 20, 2016, 7:46 PM
ą
ą
ą
Sugeng Riyanto,
May 25, 2016, 10:58 PM
ą
Sugeng Riyanto,
Mar 21, 2016, 10:26 PM
ą
Sugeng Riyanto,
Mar 21, 2016, 10:26 PM
ą
Sugeng Riyanto,
Mar 21, 2016, 10:32 PM
ą
ą
Sugeng Riyanto,
Apr 7, 2016, 10:14 PM
ą
Sugeng Riyanto,
Mar 21, 2016, 10:40 PM
ą
Sugeng Riyanto,
Mar 21, 2016, 10:40 PM
ą
Sugeng Riyanto,
Mar 21, 2016, 10:41 PM
 
sumber : 
https://sites.google.com/site/studiogbmesin/praktikum-autocad/gambarlatihan

Kamis, 12 Juli 2018

Membuat Numerator dengan CorelDRAW

Membuat numerator sudah pernah aku posting sebelumnya disini, kali ini aku posting cara lain dalam membuat numerator dengan CorelDRAW, Saudara bisa memilih cara mana yang lebih praktis menurut sampeyan, trik ini hanya menggunakan CorelDRAW untuk membuatnya, kita tidak perlu membuat file format .csv di Excel. Sebagai contoh hasil numerator seperti gambar dibawah ini;

1. Langkah pertama tentu saja pada Menu Bar > Menu File > pilih Print Merge > dan klik Create/Load Merge...
2. Setelah muncul Print Merge Wizard pilih yang Create new text, klik Next
3. Pilih Numeric Field, beri nama field  misalkan F1 kemudian klik tombol Add, dan seterusnya buat nama field sesuai dengan kebutuhan misal F2, F3, F4  dst...
4. Kemudian edit pada Numeric Field Options, mulai dengan seleksi F1 dan pilih Numeric Format sampeyan bisa edit sesuai dengan pilihan format yang ada, misal kita pilih 000X maksudnya angka numerator akan dimulai dari 0001, 0002, 0003, dst...
5. Selanjutnya hilangkan centang (tanda rumput) pada continually Increment the numeric field kemudian pada Starting Value dimulai dari angka yang paling kecil, misal disini pada Field F1 kita isi Starting Value: 1 kemudian pada Ending Value: 10, lakukan juga pada sesuai dengan urutannya, yaitu F2: 11-20,  F3: 21-30,  F4: 31-40  setelah kita edit semua Field sesuai dengan urut nomer klik Next
6. Maka hasilnya akan seperti dibawah ini, klik tombol New untuk menambah angka pada masing-masing Field atau klik tombol Delete untuk mengurangi angka pada masing-masing Field;

7. Kita bisa Save data field dengan memberi tanda rumput pada Seve data settings as: dan isi nama file pada kolom kemudian simpan pada forler yang ada di hardisk komputer, kalau tidak disimpan langsung saja klik Finish;
8. Selanjutnya muncul Tool Bar Print Merge;
9. Klik dua kali (ganda) pada Tool Bar supaya bergabung menjadi satu dengan tool Bar yang sudah ada;
10. Pada Drop down menu pilih F1, lalu klik Insert dan letakkan pada template nomor yang tersedia;
11. Atur jenis Font dan Size sesuai dengan yang kita kehendaki;
12. Lakukan langkah seperti diatas pada masing-nota, sehingga pada 4 nota pada template akan terisi masing-masing Field, jika sudah kita anggap field sudah terisi pada tempatnya masing-masing, hapus desain nota bon, karena yang akan kita beri nomerator sudah ada gambar Notanya, kalau kita akan mencetak sekalian Desain Notanya ya gak apa-apa, berarti kita mencetak pada kertas kosong, selanjutnya  klik Icon Perform Print Marge, dan pilih printer yang biasa sampeyan gunakan, dan jangan lupa sesuaikan ukuran kertas yaitu Folio (21,5 x 33 cm) ;
13. Selama proses mencetak numerator, kita bisa leyeh-leyeh atau minum kopi, bahkan bisa ditinggal tidur kalau kita membuat numerator dalam jumlah banyak biar mesin yang bekerja, setelah bangun numerator sudah jadi, enak kan.... hehehe...

sumber :
http://www.belajarcoreldraw.co/2012/11/cara-praktis-membuat-numerator-dengan.html

Minggu, 01 Juli 2018

Perhitungan Roda Gigi Payung

Apabila diinginkan memindah daya pada posisi poros yang bersinggungan (intersection) dapat digunakan roda gigi payung. Contoh penggunaan roda gigi ini misalnya pada : drill chuck, jalur vertikal pada mesin planning, mekanisme pengatur langkah pada mesin sekrap dan pengatur arah pada mesin bor pekerjaan berat. Pada umumnya pasangan roda gigi payung membentuk sudut 90° namun dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan roda gigi payung dengan dengan sudut lebih besar dan lebih kecil dari 90°.
Pemakaian roda gigi payung (Bevel gear) adalah untuk memindahkan putaran (daya putar) dari suatu poros yang lainnya dengan berbagai macam posisi menyudut dan berbagai macam perbandingan putaran.

Berbagai macam sudut tersebut dapat kita katagorikan menjadi 3 macam yaitu :
  • Besar sudut sama dengan 90°
  • Besar sudut lebih kecil dari 90°
  • Besar sudut lebih besar dari 90°
Jika dilihat dari sistem pembentukan profil gigi dari dasar-dasar pengukurannya, roda gighi payung ini sama halnya dengan roda-roda gigi lainnya, yaitu dibentuk dengan 2 sistem :
  • Menurut sistem metrik (MM)
  • Menurut sistem Diametral Pitch (DP)
Dalam pembuatan roda gigi payung ini pada perencanaanya adalah harus selalu berpasanagan, karena antara yang saatu dengan lainnya itu, baik dari bentuk maupun ukurannya adalah akan saling berpengaruh. Atau tegasnya apabila sepasang roda gigi payung telah direncanakan untuk suatu pemindahan tenaga atau putaran dengan suatu perbandingan tertentu dan dengan besar sudut antara kedua porosnya sudah tertentu pula, maka kedua roda gigi tersebut tidak bisa dipakai untuk perbandingan ataupun besar sudut yang lainnya.

GAMBAR HUBUNGAN SEPASANG RODA GIGI PAYUNG DENGAN SUDUT 90°

Keterangan :
Dk = Diameter kepala
Dt = Diameter tusuk
R = Jari-jari penjuru
b = Lebar gigi
Ha = Tinggi kepala gigi
Hi = Tinggi kakia gigi
α = Sudut poros
β = Sudut tusuk
ϫ = Sudut mika
λ = Sudut potong
ᵟ = Sudut kepala
€ = Sudut kaki
θ = Sudut miring samping

SISTEM METRIK
Ketentuan-ketentuan untuk sistem metrik adalah sama halnya dengan untuk roda-roda gigi lurus yaitu :

Modul Gigi (M)
Modul gigi ditentukan pada lingkaran-jarak-bagi paling besar yaitu :
t D1
M = ----- = ------- (mm)
π z1
Keterangan :
M = Modul gigi (mm)
t = Jarak antara gigi terluar (mm)
D = Diameter jarak gigi (mm)
Z = Jumlah gigi

Diameter Tusuk ( Dt ) :
Dt = Z . M
Tinggi kepala gigi ( Ha )
Ha = 0,8 . M
Tinggi kaki gigi ( Hi )
Hi = 1 . M
Tinggi gigi ( Hg )
Hg = 1,8 . M
Dan aja juga yang menggunakan ketentuan :
Ha = 1 . M
Hi = 1,66 . M
Hg = 2,66 . M

Jika sepasang roda gigi payung bekerja dengan sudut antara porosnya adalah 90° , maka :

Untuk roda gigi I

               Z1
Tg α1 = -----
               Z2
Untuk roda gigi II


               Z2
Tg α2 = -----
               Z1

              Dt1
R1 = ------------ ( Untuk roda gigi I )
         2 Sin β 1


                Dt2
R2 = -------------- ( Untuk roda gigi II )
           2 Sin β 2


             Ha
Tg ᵟ = -------
             R1

             H1
Tg € = -----
              R

Sudut muka = Sudut tusuk + Sudut kepala ( ϫ = β + ᵟ )
Sudut potong = Sudut tusuk – Sudut kaki ( λ = β - € )
Sudut miring samping = 90° – Sudut tusuk ( 90° - β )



SOAL : PERHITUNGAN RODA GIGI PAYUNG
1. Hitunglah dimensi / ukuran suatu roda gigi payung, jika diketahui jumlah gigi yang dibuat adalah : Z = 24 buah, Modul yang digunakan Modul M 2,75 dan sudut tusuknya adalah β = 45º



JAWAB :
1. Diameter Tusuk (Dt)
Dt = Z x M
     = 24 x 2,75
     = 66 mm

2. Diameter Kepala (Dka)
Dka = Dt + 1,6 x M Cos β
        = 66 + 1,6 x 2,75 x Cos 45º
        = 66 + 4,4 x 0,7071
        = 69 mm

3. Tinggi Kepala Gigi (Ha)
Ha = 0,8 x M
      = 0,8 x 2,75
      = 1,76 mm

4. Tinggi Kaki Gigi (Hi)
Hi = 1 x M
     = 1 x 2,75
     = 2,75 mm

5. Tinggi Gigi (Hz)
Hz = Ha + Hi
      = 1,76 + 2,75
      = 4,51 mm

6. Panjang Penjuru (R)
           Dt                66
R = ---------- = ------------ = 46,67 mm
       2 Sin β       2 . Sin 45º

7. Lebar Gigi (B)
       1.R       46,67
B = ----- = --------- = 15,5 mm
         3             3



8. Sudut Kepala Gigi

              Ha        1,76
Tg α = ------ = --------- = 0,0377
              R         46,67

      α = 2 º 9’


9. Sudut kaki Gigi

             Hi          2,75
Tg η = ------ = --------- = 0,05892
              R         46,67

        η = 3 º 22’


10. Sudut Muka (Ϫ )
Ϫ = β + α
    = 45º + 2 º 9’
    = 47 º 91’

11. Sudut Potong (λ)

λ = β + η
   = 45º + 3 º 22’
   = 41 º 38’



12. Θ = 90º - 45º
          = 45º



PUTARAN POROS ENGKOL KEPALA PEMBAGI

         40           40             16             4                    12
T = ------- = -------- = 1 ------- = 1 ------ ( 3 ) = 1 -------
          Z           24              24            6                     18



Jadi putaran poros engkol kepala pembagi adalah 1 (satu) putaran ditambah 12 lubang pada kedudukan (posisi) lubang piring pembagi berjumlah 18.

sumber :
https://machinedo.blogspot.com/2016/10/perhitungan-roda-gigi-payung_5.html